Daftar Isi





By: [Cak Dhol] (BINA USAHA MANDIRI BINA USAHA MANDIRI)

Minggu, 08 November 2009

Gapoktan Kelurahan Made


WARTA BUM: wartacom
Lahan sempit di wilayah perkotaan bukan kendala untuk bertani. Tapi yang perlu dipahami, bagaimana tanah bisa dimanfaatkan sesuai dengan struktur. Bagi masyarakat Made yang masih mempertahankan bertani, cara ini tidaklah sulit. Kegiatan bertani tak bisa dilepaskan dari sosok Suliono. Pria yang selalu berpenampilan sederhana ini, seakan tak bisa meninggalkan kehidupannya sebagai petani. Meski lahan-lahan pertanian di sekitar Kelurahan Made sudah menjadi rumah mewah Citra Land.
"Saya terus tetap bertani. Sekarang kita mau bekerja apa. La wong tidak punya keahlian apa-apa. Mungkin nanti anak-anak kita yang tidak bertani lagi, "kata Bang Suli, begitu biasa disapa. Dalam mengkoordinasi wadah usaha tani ini, Bang Suli menyebutnya Agroplis. Nama Agropolis, dia mengartikan secara bebas adalah petani perkotaan.
Awalnya Agropolis menjadi cibiran masayarakat sekitar. Karena ketekunan dan keuletannya, bersama warga yang masih mau bertani. Bang Suli tetap mempertahankan komitmennya. Selain memberdayakan pertanian, Agropolis ini memproduksi pupuk organik. Pupuk organik yang diproduksi, hanya untuk para anggota Gabungan Kelempok Tani (Gapoktan). "Jika nanti sudah ada lisensi, tidak menutup kemungkinan akan dipasarkan, "ungkapnya.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Bambang DH, sempat memuji langkah masyarakat Made yang masih mempertahankan hidup bertani, ini cara berpikir orang kota, berpikir cerdas,” kata sang Walikota saat bertandang dikelurahan paling barat Kota Surabaya saat Panen Raya cabe merah.
Melihat kenyataan ini awalnya Bambang mengakui tidak percaya, bahwa kawasan Kelurahan Made yang gersang ternyata produktif sebagai penghasil pertanian. Dia mengaku cukup terkejut melihat lombok merah dari hasil tanam petani Made. Lombok ini tidak hanya disuplai di Pasar Keputran Surabaya, tapi juga dikirim sampai ke Palembang dan Jawa Barat. “Ini luar biasa, hasil bertani masyarakat Made tidak hanya dinikmati masayarakat di Surabaya saja. Masyarakat diluar Jawa juga ikut merasakan, ” ungkapnya.
Setiap hari di wilayah Made dilakukan panen cabe merah 40 ton. Hal serupa jika musim mangga Made yang sudah terkenal, tomat, timun mas, pare dan produk-produk pertanian lainnya, mudah-mudahan ikon Made dan Surabaya. Walikota ini juga berharap, hasil pertanian warga Made, nantinya juga bisa dipasarkan di Pasar CitraRaya yang wilayahnya bertetangga dengan Kelurahan Made. Sehingga kelompok tani di Made tidak kesulitan memasarkan produknya.
Dalam kesempatan ini Bambang DH melakukan Panen Raya dengan memanen cabe merah bersama Gatot Heri Subekti Lurah Made,, juga Kresnayana Yahya CEO Enciety Business Consult. Setelah melakukan Panen Raya, Bambang DH meninjau pameran hasil urban farming di G-Walk CitraRaya Surabaya dan dilanjutkan dengan temu wicara yang diikuti Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Program urban farming ini digagas Pemkot Surabaya dan didukung Suara Surabaya, suarasurabaya.net, Surabaya City Guide, sertaEnciety Business Consult.

0 komentar:

Pengikut


Copyright@2009.BINA UASAH MANDIRI.All Rights Reserved